Taukah kamu ada manusia yang termasuk tergolong kedalam manusia super, lantaran mempunyai pendengaran yang diatas rata-rata orang normal.
Orang tersebut termasuk kedalam Hiperacusis di mana kondisi seseorang dapat mendengar suara dengan intensitas yang lebih tinggi daripada orang biasa.
Orang dengan hiperacusis mungkin mengalami kesulitan untuk mendengarkan musik. Suara musik yang keras dapat menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan di telinga.Hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti berikut:
- Kelainan pada telinga, seperti gangguan pendengaran konduktif atau sensorineural.
- Gangguan pendengaran konduktif terjadi ketika ada masalah pada bagian luar atau tengah telinga yang menghalangi perjalanan suara.
- Gangguan pendengaran sensorineural terjadi ketika ada masalah pada bagian dalam telinga atau saraf pendengaran.
- Kelainan pada otak, seperti stroke atau tumor otak.
- Stroke dapat merusak saraf pendengaran, sehingga menyebabkan hiperacusis. Tumor otak juga dapat menekan saraf pendengaran, sehingga menyebabkan hiperacusis.
- Obat-obatan, seperti obat-obatan antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan antibiotik merupakan obat-obatan dapat menyebabkan hiperacusis sebagai efek sampingnya.
- Trauma, seperti cedera kepala atau telinga.
- Cedera kepala atau telinga dapat merusak telinga, sehingga menyebabkan hiperacusis.
Beberapa Tanda Gejala Hiperacusis
Gejala hiperacusis dapat bervariasi dari orang ke orang, tetapi yang paling umum untuk diketahui adalah sebagai berikut:
1. Sensitivitas terhadap suara
Sensitivitas yang tinggi terhadap suara, bahkan suara yang tidak terlalu keras. Hal ini dapat menyebabkan penderita hiperacusis merasa terganggu oleh suara-suara yang tidak terdengar oleh orang normal, seperti suara bising dari mesin, suara lalu lintas, atau suara orang berbicara dengan volume normal.
2. Sakit telinga
terutama saat mendengar suara yang keras. Suara yang keras dapat menyebabkan rasa sakit yang tajam di telinga penderita hiperacusis.
3. Kesulitan berkonsentrasi
Terutama saat berada di lingkungan yang bising. Penderita hiperacusis mungkin kesulitan untuk fokus pada pekerjaan atau belajar saat berada di lingkungan yang bising.
4. Gangguan tidur
Suara-suara yang tidak terlalu keras, seperti suara AC atau suara kendaraan yang lalu lalang, dapat mengganggu tidur penderita hiperacusis.
Apa Dampak dari Hiperacusis
Hiperacusis dapat memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan seseorang. Orang dengan hiperacusis mungkin kesulitan untuk berada di lingkungan yang bising, seperti keramaian, restoran, atau konser. Mereka juga mungkin mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi pada pekerjaan atau belajar.
Selain itu, hiperacusis juga dapat menyebabkan masalah psikologis, seperti kecemasan, depresi, dan stres. Penderita hiperacusis mungkin merasa terisolasi dan kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Bagaimana Penanganan Hiperacusis
Penanganan hiperacusis tergantung pada penyebabnya. Jika hiperacusis disebabkan oleh gangguan pendengaran, maka penanganannya dapat berupa penggunaan alat bantu dengar atau operasi. Jika hiperacusis disebabkan oleh kelainan pada otak, maka penanganannya dapat berupa terapi atau obat-obatan. Berikut adalah beberapa tips untuk mengatasi hiperacusis:
1. Hindari lingkungan yang bising.
Jika Anda harus berada di lingkungan yang bising, gunakan alat pelindung telinga. Alat pelindung telinga dapat membantu Anda untuk mengurangi intensitas suara yang masuk ke telinga.
2. Pelajari teknik relaksasi.
Teknik relaksasi dapat membantu Anda untuk lebih rileks dan mengurangi sensitivitas terhadap suara. Teknik relaksasi yang dapat dicoba antara lain meditasi, yoga, atau latihan pernapasaean.
3. Lakukan terapi suara.
Terapi suara dapat membantu Anda untuk menyesuaikan diri dengan suara yang keras. Terapi suara dilakukan dengan cara melatih penderita hiperacusis untuk mendengar suara-suara yang keras secara bertahap.
Pendengaran Diatas Normal Hiperacusis Manusia Super merupakan kondisi yang dapat mengganggu kehidupan seseorang layaknya orang normal. Jika Anda mengalami gejala hiperacusis, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.