Bagaimana Jika Air Laut Tidak Asin

Bagaimana Jika Air Laut Tidak Asin
Bagaimana Jika Air Laut Tidak Asin


Diketaui sekitar 72 persen permukaan Bumi tertutup air. Dari total tersebut 96,5 persen air di Bumi merupakan lautan. Air Laut bisa tetap asin meskipun banyak sungai mengalir dan bermuara ke lautan.


Melansir dari Woods Hole Oceanographic Institution, rata-rata air laut mengandung sekitar 3,5 persen garam. Garam itu membuat air laut lebih padat daripada air tawar. Bahkan kepadatan yang meningkat membuat manusia, hewan, dan benda lain bisa lebih mengapung di air laut.


Rasa asin air laut, oleh para ilmuwan disebut salinitas memiliki variasi di seluruh lautan. Misalnya, cenderung lebih rendah di dekat ekuator dan kutub. Tapi salinitas meningkat di beberapa lautan, seperti Mediterania, yang lebih asin daripada bagian lautan lainnya.


Perbedaan Air Laut yang kadang tidak begitu asin bahkan dikalahkan oleh beberapa danau, seperti Danau Mono di California dan Laut Kaspia di Asia, yang masih lebih asin.


Kita semua tahu bahwa air laut itu memiliki rasa asin. Berbeda dengan air lainnya yang tawar, sehingga bisa dikonsumsi. Sedang air asin tidak bisa dikonsumsi secara langsung. Padahal, jumlah air laut itu sangatlah banyak. Jika tawar, maka mungkin manusia tidak akan kesulitan memperoleh air bersih.


Tetapi, pemikiran demikian tidaklah benar. Mengapa? Sebab, ternyata jika air laut menjadi tawar, maka akan ada bahaya yang dapat dirasakan oleh makhluk hidup, terutama bagi manusia. 


Apa bahayanya jika air laut tidak asin?

Salah satu bahaya yang akan menimpa makhluk ketika air laut tidak asin adalah tempat ini akan menjadi pusat dari segala macam bentuk wabah penyakit. Tentu ini akan mengancam keselamatan penduduk dunia, mengingat luas lautan lebih besar dibanding daratan.


Kapal-kapal akan mudah tenggelam, karena kandungan garam air laut yang tinggi meningkatkan kerapatan air, itulah sebabnya orang lebih mudah mengapung. Semakin tinggi kandungan garam maka semakin mudah pula suatu benda untuk mengapung.


Mengapa bisa demikian?

Salinitas (kadar garam) laut berfungsi untuk mensterilkan air, sehingga mencegah terjadinya pembusukan, dan perkembangbiakan penyakit. Kalau tidak demikian niscaya laut menjadi pusat (markas) yang baik bagi wabah dan penyakit yang menyebar ke seluruh negara dan bangsa.


Sekilas mari mengingat tragedi Tsunami yang terjadi pada 2004 silam. Ada begitu banyak korban jiwa yang meninggal dalam tragedi tersebut. Sebagian ditemukan, namun tidak sedikit pula yang ikut terseret menuju lautan dan samudera yang luas. Bagaimana jadinya jika air laut rasanya tawar? Jika air laut tidak asin, maka jenazah ini justru akan menjadi wabah penyakit karena mengalami pembusukan.



Selain itu, asinnya air laut memiliki manfaat yang luar biasa bagi kita. Hal ini bisa dibuktikan dari proses pembuatan es krim. Jika melihat proses membuat es krim, maka akan ditemukan bahwa pembekuan es krim dengan menggunakan es saja tidak cukup, karena es tidak dapat mendinginkan hingga di bawah 0 (nol) derajat celcius.


Untuk itu, para pekerja mencampurkan garam ke dalam es, sehingga membentuk campuran cairan asin yang meleleh pada derajat di bawah nol derajat (yang perlu diperhatikan bahwa pendinginan dengan cara ini yaitu peningkatan konsentrasi garam tidak dapat dilakukan sampai suhu di bawah 12 derajat celcius). Dan pengamatan sederhana ini termasuk hal yang penting yang terjadi di perairan laut.


Danau dan sungai dapat membeku dimusim dingin. Tapi, laut tidak. Salah satu penyebab utamanya adalah laut memiliki air yang asin. Kandungan garam di air laut menurunkan titik bekunya. Maka keberadaan kadar garam di laut ini membuat air laut baru membeku pada derajat di bawah 0 (nol) derajat, suatu hal itu yang memungkinkan air laut tetap mengalir/ tidak beku (karena ia cair) pada derajat kurang dari 10 derajat.


Jadi, suhu musim dingin rata-rata tidak mampu membekukan air laut. Sehingga hal itu memudahkan pelayaran pada musim dingin pada waktu yang lebih lama (karena air laut tidak membeku pada suhu di bawah nol derajat). Wallauhu ‘alam.


Mengapa Air Laut Bisa Asin?

Air laut rasanya asin karena, didalam laut terdapat berjuta -juta ikan berenang dan keringatan, jadi rasanya berubah jadi asin... he.ee.hee (bukan itu maksudnya ya***)...

Air laut mempunyai rasa asin karena melansir dari Natural History Museum UK, air laut yang asin atau salinitas laut yang terutama adalah disebabkan oleh hujan yang mencuci ion mineral dari daratan menjadi air.


Prosesnya dimulai saat karbon dioksida di udara larut ke dalam air hujan, membuatnya sedikit asam. Saat hujan turun, ia menghancurkan bebatuan, di mana bebatuan ini adalah sumber utama garam yang terlarut dalam air laut.


Bebatuan yang hancur karena hujan melepaskan garam mineral yang terpisah menjadi ion. Ion-ion ini terbawa air limpasan dan akhirnya mencapai lautan.


Natrium dan klorida, konstituen utama dari jenis garam yang digunakan dalam memasak, membentuk lebih dari 90% dari semua ion yang ditemukan di air laut. Sekitar 3,5% dari berat air laut berasal dari garam terlarut.


Beberapa ion mineral digunakan oleh hewan dan tumbuhan laut, mengeluarkannya dari air. Mineral sisa telah menumpuk dalam konsentrasi selama jutaan tahun.


Gunung berapi bawah air dan lubang hidrotermal di dasar laut juga dapat melepaskan garam ke laut. Oleh karena itu, perairan yang terisolasi dapat menjadi sangat asin, atau hipersalin melalui penguapan. 


Nah itulah Bagaimana Jika Air Laut Tidak Asin dan apa saja dampaknya bagi planet bumi. Bagaimana menurut kalian? Apakah ingin semua air laut menjadi air tawaar? ***.

Previous Post Next Post